KARANGAN ARGUMENTASI

KARANGAN ARGUMENTASI
argumentasi


Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidak-benaran dari sebuah pernyataan (statement). Teks argumen secara tradisional terbagi atas dua kategori yaitu induktif dan deduktif. Dalam berargumen penulis dapat memilih salah satu atau – seringkali – menggunakan kedua-duanya. Argumen tidak berarti pertengkaran. dalam teks argumen penulis menggunakan berbagai strategi atai piranti retorika untuk meyakinkan pembaca ihwal kebenaran atau ketidak-benaran itu. Tulisan argumen mungkin jenis tulisan yang paling sulit dilakukan, karena ia melibatkan smeua jenis tulisannya. Inilah tulisan yang menghasilkan sebuah perbedaan atau membuat sesuatu selesai. 

Argumen mengandalkan berbagai jenis appeal, yakni banding atau pertimbangan (seperti naik banding dalam kasus pengadilan). Berikut adalah jenis appeal yang lazim dipakai para penulis. 
  • Appeals to the writer’s own credibility (authority)
  • Pertimbangan kredibilitas atau otoritas kepakaran sang penulis dengan menunjukkan dirinya menguasai (tahu banyak) ihwal suatu persoalan dengan tetap mengahargai pandangan pembaca.
  • Appeals to empirical data 
  • Pertimbangan data empiris dengan menyajikan data primer atau sekunder untuk memperkuat argumen.
  • Appeals to reason (logical appeals)
  • Pertimbangan nalar atau logika, yakni bernalar dengan tepat ketika mengajukan pendapat disertai bukti-bukti yang meyakinkan.
  • Appeals to the reader’s emotions, values, or attitudes (pathetic or affective appeals)
  • Yaitu pertimbangan nilai-nilai, emosi, dan sikap dengan memilih contoh-contoh dan memunculkan isu-isu yang diharapkan dapat meluluhkan perasaan pembaca dengan menggunakan bahasa yang kaya makna konotatifnya.
Keempat jenis pertimbangan ini harus digunakan secara proporsional. 

Bernalar induktif mengajukan konklusi berdasar sejumlah bukti, sedangkan bernalar deduktif menggunakan kebenaran umum terhadap sebuah kasus untuk mendukung sebuah kebenaran. Kedua metode ini jika tidak dipergunakan dengan cermat dapat menghasilkan kekeliruan berpikir (fallacies)

Kejituan sebuah argumen tergantung pada pertimbangan ihwal pembaca. Bila bukti yang disajikan sedikit, pembaca akan berkesimpulan bahwa argumen penulis lemah. Bila bukti-bukti yang diajukan tidak sejalan dengan minat pembaca, pembaca akan mengira argumen penulis tidak relevan. Bila argumen penulis salah, argumen penulis akan dinilai keliru.


EmoticonEmoticon